Selasa, 07 Agustus 2007

Kerajinan Rakyat di Sukabumi Hadapi Kendala Pemasaran

Kerajinan Rakyat di Sukabumi Hadapi Kendala Pemasaran


SUKABUMI – Niat untuk maju tak akan berguna bila pintu ke arah itu tertutup. Pemberdayaan yang menaruh pondasi pada peningkatan daya kreativitas warga untuk maju, tak ada gunanya bila pemerintah tak memfasilitasi dengan sistem pemasaran.
Kendala pemasaran inilah yang saat ini dialami sebagian besar para pengusaha kerajinan di berbagai daerah. Rosdiana, pembuat kerajinan mute-mute (bola-bola kecil berlubang), juga menjumpai masalah pemasaran dalam mengembangkan bisnisnya. “Tak banyak yang bisa dilakukan bila sulit menjual hasil kerajinan kami. Rasanya seperti sia-sia saja,” ungkap Rosdiana, warga Parung Kuda,Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Masalah pemasaran ini juga dialami para pembuat batu bata di desa Munjul, Jabar, pembuat keripik singkong dari desa Wangun Jaya, dan juga pembuat kerajinan layang-layang yang ada di desa Darma Reja, Jabar. Selain itu, masih banyak pengusaha kecil lainnya yang juga menjumpai jalan buntu jika ingin mengembangkan pemasaran produknya.
Kendala pemasaran bagi pengusaha kecil ini muncul secara spontan dalam sebuah
acara pemberian bantuan dana untuk desa adopsi yang dilakukan Departemen Sosial bekerjasama dengan Universitas Nasional (Unas), Rabu (25/2) pekan lalu, di Sukabumi.
Pemerintah sebenarnya tak tinggal diam.paling tidak hal itu diungkapkan Direktur Jendral Pemberdayaan Sosial, Depsos,Safwan, yang hadir pada acara tersebut. “Karena melihat masalah itulah maka sekarang dideklarasikan Lembaga Pemasaran dan Pengembangan Produk Masyarakat Sukabumi (LP3MS),” ujar Safwan
Diharapkan dengan adanya lembaga itu,kata Safwan, bisa membantu semakin lancarnya proses pemasaran yang dikeluhkan warga sekitar. Sebab sangat sayang kalau mereka sampai putus harapan. Karena melihat tidak adanya dukungan dari pihak yang terkait.
Menurut Safwan, rencananya lembaga ini akan dijadikan sebagai proyek percontohan untuk daerah lainnya. Dengan mengambil kasus di Sukabumi, diharapkan akan menyebar ke seluruh Indonesia. Rencananya akan dibuat sebuah pusat dagang untuk berbagai kerajinan masyarakat ini. Hingga masyarakat yang memang serius utuk memulai berwira usaha, bisa memudahkan sayapnya dalam bidang penjualan.
Sementara itu Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Nasional, Tamam Ahda, juga menyatakan persetujuannya atas konsep tersebut. “Pemberdayaan masyarakat tanpa dukungan pihak lain malah akan memperlambat laju kemajuannya,” ungkap Tamam.
Selain pemberian bantuan untuk usaha pemasaran, pada acara yang terwujud antara Depsos dan Unas itu juga dilakukan peresmian penggunaan pompa air untuk warga di desa Babakan. Usaha pencarian air yang telah diteliti beberapa tahun terakhir tersebut ternyata membuahkan hasil juga. Dengan menggunakan pipa-pipa PVC bermeter-meter panjangnya, dan bantuan sebuah pompa untuk meghisap air. maka warga desa Babakan kini bisa mulai bernapas lega.
(SH/sulung prasetyo)

Copyright © Sinar Harapan 2003
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2004/0228/ukm2.html

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk sobat blogger yang ingin memberi komentar atas situs ini dan isi tulisan yang ada di blog ini, silahkan masukkan komentar-komentar sobat.

 
Design by Technology Information Center